Header Ads

test

MODIFIKASI SUZUKI GSX1100G BEREVOLUSI MENJADI SCRAMBLER VELOCISTA

foto: bertha/GARASIoto


Jakarta,GARASIoto - Suzuki GSX1100G aslinya adalah sebuah motor touring. Tapi di tangan Roy Krisdianto, motor keluaran tahun 1998 itu disulap menjadi motor jenis Scrambler. Roy merasa, dari bentuknya, motor asal Jepang itu cocok disulap dengan konsep Scrambler. Tanpa ragu selang sebulan membeli motor tersebut, Roy mengubahnya.
"Motor yang asyik buat harian, harga nggak mahal, tapi cc-nya gede. Lihat dari bentuknya, frame-nya cocok untuk dibangun (Scrambler). Karena kan kita dapat motor tahun 98, kita beli mikir kan pasti ketinggalan zaman nih, nah bagaimana caranya motor ini tetap stand out, terus kalau orang lihat jadi perhatain juga, eye catching juga," ujarnya saat ditemui GARASIoto di rumahnya di kawasan Bintaro beberapa waktu lalu.
foto: bertha/GARASIoto

Mempunyai motor yang berbeda dengan orang lain, bahkan mungkin hanya ada satu-satunya di dunia, menjadi salah satu alasan Roy juga, memodifikasi GSX1100G miliknya.
"Karena kan kalau motor pabrikan sudah terkenal kan orang tahu itu motor apa, tapi ketika motor ini, senang rasanya tuh punya motor satu-satunya yang ada di dunia. jadi kita nggak ada yang nyamain, walaupun ada enggak sama persis. Jadi kalau seandainya kita punya sesuatu cuma ada satu," ucapnya.
foto: bertha/GARASIoto

Konsep Scrambler dipilih Roy, Karena menurutnya, konsep tersebut merupakan konsep modifikasi yang masih nyaman untuk digunakan sehari-hari. Mengingat kondisi jalan ibu kota yang begitu padat, dan juga banyak jalan rusak.
"Saya itu bangun motor untuk dinikmati, bukan hanya dibangun. Jadi sebisa mungkin bukan hanya dibikin, dibangun, tapi digunakan juga. Scrambler kayaknya paling oke, dan buat harian juga kayanya nggak capek, karena posisi setirnya juga, dudukannya nggak akan bikin kita cepat lelah." tuturnya.

Hampir seluruh bagian motor yang diberi nama Velocista dari bahasa Spanyol, yang berarti pelari cepat ini, di custom. Hanya ada segelintir bagian yang masih dipertahankan.
"Tinggal mesin, gardan, cakram rem depan itu. Itu aja yang belum diganti selebihnya sudah ganti semuanya. Jadi dari body, tangki, terus juga shock depan, juga setang, semua ganti, semuanya saya benar-benar bangun lagi, biar kondisinya tuh ngggak terlalu besar, jadi ketika dipakai masih lincah, karena awalnya kan motor ini besar, sampai tangki aja nutupin mesin, nah ini saya ubah saya kecilin, ke belakangnya juga tipis, jadi bisa dipakai untuk harian," papar Roy yang menjadi pemenang kontes modifikasi Pamor bulan Juni.
foto: bertha/GARASIoto

Bukan tanpa alasan Roy mengubah motor touring jadi scrambler. Roy mengaku memang punya kepuasan tersendiri untuk meng-custom motor. Custom motor baginya seperti membangun sebuah rumah. Ketika bangunan tersebut sudah jadi dan sesuai dengan yang diinginkan, akan menimbulkan kepuasan tersendiri.
foto: bertha/GARASIoto

"Dia (motor) kelihatan biasa, kita bangun terus kita nikmatin, nah kepuasan sendiri saja sih dari dalam, ketika kita pakai dan orang lain juga suka, jadi aprreciate dari teman. Terus ketika kita jalan, ini motor apa sih gitu kan," katanya.
Lanjut Roy mengatakan, bentuk dan bodi, merupakan bagian yang ingin ditonjolkan dari modifikasi motornya tersebut, yang memakan waktu pengerjaan sekitar lima bulan, dengan biaya sekitar Rp 45 juta.

"Karena bentuk bodinya lebih kecil dari mesinnya. Biasanya kan motor-motor itu mesin tertutupi sama bentuk tangki, nah saya bikin ini ramping, terus mesin itu terekspos, nah biar masih stand out di body-nya, mesinnya saya gelapin, biar orang nggak fokus ke mesinnya," lanjutnya.
Balutan warna kuning bercampur garis-garis hitam pada tangki, kata Roy, sedikit terinspirasi dari salah satu karakter dari film Transformer, yaitu Bumblebee.
"Saya cari yellow mate, biar lebih mirip warnanya. Yellow mate itu warnanya agak dove tapi enak dilihat, nggak ngebosenin, karena kalau motor gede warnanya glossy itu ngebosenin," ungkapnya.


Tidak ada komentar